Senin, 29 Desember 2014

psikoterapi ruqyah



NAMA           : RISE YULIANI
NIM                : 11242204424
LOKAL         : V B/ BKI

1. Apakah yang dilakukan jika orang tersebut terkena gangguan jin.?
Jawab:  1. Berlindung kepada allah
Bagi orang yang sedang kesurupan, kalau dia masih bisa mengontrol dirinya maka bacalah do’a perlindungan yang dihafal. Dan bagi yang belum terkena, janganlah takut atau bertindak melanggar syaria’t, berlindunglah kepada Allah dengan do’a yang telah dihafal.dengan melakukan ruqyah syar’iayyah.
2. Mengevakuasi korban
Apabila dalam komunitas manusia atau kerumunan massa ada yang menjadi korban kesurupan, maka segeralah korban yang ada dievakuasi dari kerumunan massa tersebut.
3. Memberikan pertolongan kepada korban
 Siapa saja yang merasa dirinya seorang mu’min dan bacaan al-Qur’annya bagus, maka ia bisa memberikan pertolongan pertama. Dengan membacakan ayat atau do’a yang telah dihafal di dekat korban..
4. Menenangkan yang bukan korban
Kalau para korban sudah dievakuasi, hendaklah ada orang yang menenangkan orang yang tidak menjadi korban. Agar mereka tetap tegar dan berzikir kepada Allah. Jangan sampai mereka dibiarkan dalam cekaman ketakutan dan kepanikan, lalu pikirannya kosong dan tidak bisa menguasai diri.
5. Menghubungi kerabatnya
Memberitahukan kepada kerabat korban adalah hal yang penting ladang kita untuk menyampaikan da’wah kepadanya dengan memberikan penjelasan tentang ruqyah.
6. Bertanya kepada ahlinya
Tidak semua orang memahami masalah ruqyah atau cara mengatasi gangguan jin dengan benar, apalagi memahami teknik pelaksanaannya.
8. Memperbanyak dzikir
9. Meluruskan akidah dengan menguatkan iman
Dengan iman yang kuat, kita tidak akan mudah takut..
2. Ayat apakah yang dibaca ketika klien kita terkena sihir.?
Jawab:  al-fatihah
 qs, al-baqarah,.1-5, 102, 163-164, 205, 255, 285-286,
qs,  al-imran . 181,45-46.
qs, shaffat 1-10
qs, al-a’raf 117-120
3. Apakaha gejala orang terkena jin?
Jawab: -  gejala tidur
1. Sulit tidur malam.
2. Banyak bangun malam.
3. Mimpi yang menakutkan.
4. Melihat binatang dalam tidurnya seperti kucing, anjing.
5. Giginya mengerat.
6. Tertawa, mengigau, teriak dalam tidur.
7. Mengaduh-aduh dalam tidur.
8. Mimpi jatuh dari tempat yang tinggi.

9. Mimpi dirinya di kuburan, tempat-tempat yang kotor atau jalan yang menakutkan.

10. Mimpi melihat sesuatu dengan sifat-sifat aneh (tinggi sekali, hitam, menakutkan dll).

11. Mimpi melihat bayang-bayang dirinya dalam tidurnya.

Gejala tergaja
1. Badan terasa lemah,loyo tidak ada gairah hidup
 2. Berat dan malas beraktivitas.banyak menghayal dan melamun
3. Fikiran melayang-layang, cemas dan takut/gelisah.
4. Banyak makan tapi  tidak kenyang atau tidak makan tapi fisiknya kuat.
5. Emosional, mudah marah,
6. Linglung
7. Tersumbatnya saraf-saraf
8. Berjalan jauh tanpa tujuan.
9. Curiga berlebihan kepada orang lain (paranoid( phobia
10 berpaling kepada allah swt. Meninggalan kan perontah allah
11. Bicara melantur, ambivalensi, menceritakan seauatu yang tragis sambil tertawa.
4. Apakah jalur masuknya jin.?
        Jawab: a. Marah
b. Penakut, terlalu penakut dapat dengan mudah keasukan jin, karena dia merendahkan diri dia.
c. Senantiasa bernafsu syahwat, misalnya bagi laki-laki sering melakukan onani, dan perempuan melakukan masturbasi.
d. Melalaikan perintah Allah
Jalan masuknya Jin bisa darimana saja, samping, kanan kiri, depan belakang. Dan tidak bisa masuk dari atas dan bawah, maksudnya dengan beribadah kepada Allah dan bersujud kepada Nya, barulah Jin itu tak bisa masuk.
5. Apakah amalan-amalan yang mampu menjaga diri anda dari jin
Jawab:
1. Berakidah yang baik- baik yang benar katakanlah benar yang salah katakana lah salah tidak ada keraguan dalam akidah.
2. Merealisasi tauhid
3. Meyakini keyakinan bahwa firman allah itu benar.
4. Menjauhi hal-hal yang diharamkan
5. Mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan amalan-amalan allah swt. Seperti pergi kepengajian, pergi kemasjid melakukan semuperintah allah menjauhi larangannya.
6. Senantiasa dzikir kepada allah dengan bersungguh-sungguh.






Senin, 08 Desember 2014

EGO STATE



POLA HUBUNGAN EGO STATE DALAM KEHIDUPAN SEHARI
A : Dek, lagi apa? Sibuk nggak siang ini? Kak boleh minta tolong? (adult)
B : iya, minta tolong apa? (adult)
A : apa ya? (diam)  (child)
B : minta tolong apa?
A : gini dek, kak pergi bentar ya, nanti kak bilang (ketawa) (child)
B : aduh kakak ini, bercanda aja (parent)
A : hehe......adek ikut sama kakak (adult)
B : ikut kemana?
A : kemana aja boleh dek, hehe..... (child)
B : yang jelaslah kak (parent)
A  : ke warung adek ku cari makan (adult)
B : yuklah, mumpung lagi lapar juga
A : nggak jadilah dek, nggak ada uang, kak juga lupa apa yang mau dibeli... (child)
B : hem.......iyalah kak.

Senin, 01 Desember 2014

resistensi



1.      PENGERTIAN RESITENCE
Pengertian resitence berasal dari kata rest+ence adalah menunjukkan pada posisi sebuah sikap untuk berprilaku bertahan, berusaha, melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas.
Menurut pandangan Freud resistensi sebagai suatu suatu dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah keengganan klien untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya, yang berarti ada pertahanan diri terhadap kecemasan yang dialaminya. Apabila hal ini terjadi, maka sebenarnya merupakan kewajaran. Namun, yang penting bagi konselor adalah bagaimana pertahanan diri tersebut dapat diterobos sehingga dapat teramati, untuk selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan, sehingga klien menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin konselor harus dapat member pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya.
2.      PROSES
Proses interpretasi resistensi
1.      Terapis meminta klien melakukan asosiasi bebas dan analisis mimpi yang dapat menunjukkan kesediaan klien untuk menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman klien.
2.      Selanjutnya analisis menanyakan bila terjadi hal yang berbeda dengan apa yang di utarakan misal klien bercerita dengan penuh semangat namun tiba-tiba sedih.


Selasa, 14 Oktober 2014

Bk keluarga


Alasan Orang Berumah Tangga
Perkawaninan bukan hanya merupakan sesuatu yang sakral, namun juga merupakan ibadah dan sebagai penyempurna agama. Oleh karna itu perlu bagi setiap orang yang sudah siap untuk menikah untuk meluruskan alasan/tujuan nya untuk nikah agar rumah tangganya harmonis dan berkah.
Berikut alasan/tujuan orang berumah tangga:
1.      Supaya meraih cinta Allah dan cinta Rasulullah karena melaksanakan sunnahnya.
2.      Supaya mendapatkan keturunan demi berlangsungnya kehidupan.
3.      Untuk menjaga diri dari godaan setan, pandangan yang tidak halal serta lintasan hati yang tidak baik (seperti menghilangkan kerinduan dan kecendrungan pada syahwat yang negatif)
4.      Untuk menjaga kemaluan dari perbuatan keji (seperti zina)
5.      Alasan orang menikah karena sudah cukup umur untuk berumah tangga.

Persipan Orang Berumah Tangga
Dalam tugas apapun, persiapan yang baik dan matang menjadi kunci kerberhasilan. Hal itu juga yang terjadi dengan pernikahan. Persiapan menjadi kata kunci agar nantinya pernikahan bisa dijalankan dengan baik.
1.      Persiapan menjadi seorang pemimpin(khusus untuk calon suami)
Tugas sebagai seorang pemimpin ini tidak berarti seorang suami lebih tinggi dari yang dipimpin (istri). Jabatan hanya sekedar pembagian tugas, dengan beban tanggung jawab penuh untuk menafkahi dan membimbing istri serta anak-anaknya agar selamat dunia akhirat.
2.      Persiapan ilmu, khususnya ilmu agama
Sebagai seorang suami harus bisa mendidik istrinya. Seorang suami yang kurang ilmu biasanya hanya bisa mengarang saja. Orang yang ngarang biasanya cendrung bersikap emosional dan mudah marah. Pengetahuan agama yang dimiliki tidaklah harus sempurna sekali. Setidaknya mengethaui mana yang wajib, sunnah dan mana yang makruh. Ditambah ilmu-ilmu lainnya seperti psikologi, kesehatan, manajemen keuangan, dan lainnya.
3.      Persiapan mental
Dalam rumah tangga pasti akan ditemukan banyak masalah yang menghampirinya pasangan suami-istri. Agar kita mampu mengelola masalah dengan cerdas dibutuhkan kekuatan mental (ruhani) serta kelapangan hati suami-istri. Orang yang lemah mental dan imannya cendrung goyah ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Tanpa kesiapan mental dan ruhani masalah kecil bisa menjadi besar, masalah sederhana bisa menjdi rumit.
4.      Persiapan finansial atau keuangan
Membangun rumah tangga tidak cukup sekedar kata cinta dan cita-cita ideal. Yakin bahwa allah maha kaya memang penting, namun keyakinan tersebut harus disempurnakan dengan ikhtiar yang sempurna.
5.      Persiapan fisik.
Persiapan fisik ditandai dengan kesehatan tubuh kita. Sebelum berumah tangga kita harus menjaga kesehatan serta memeriksakan kesejatan kita dan kesehatan pasangan kita terutama factor yang mempengaruhi masalah reproduksi, dan lainnya.